Chủ Nhật, 30 tháng 9, 2012

Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran

Pastinya ada rasa sedih, kesal, gemas sekaligus prihatin, ketika kita membaca atau menonton di media massa yang beritanya didominasi oleh tawuran. Kita menyaksikan betapa negeri ini seolah dipenuhi oleh manusia manusia pemarah yang mudah sekali tersulut emosi, misalnya tawuran antar pelajar, mahasiswa bahkan orang tua ( tawuran antar kampung) yang kian marak. Tentunya dibarengi juga [...]
Link to full article

First Day in Paris - The Video!

Photobucket

Link to full article

Paris Fashion Week - Day 2

PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket

New Bark footwear from Los Angeles..

PhotobucketPhotobucketPhotobucket
Photobucket

Ground Zero....awesome to the max.

PhotobucketPhotobucket

Lanvin office...

PhotobucketPhotobucketPhotobucket

Link to full article

Cloud Computing Untuk Pendidikan

Hari ini Saya berpartisipasi pada acara seminar Cloud Computing yang diselenggarakan oleh Inixindo di Surabaya. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah “(aplikasi) apa dari cloud computing yang cocok untuk dunia pendidikan”? Kemudian ada pertanyaan lagi yang nampaknya terkait, “apakah cloud computing dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi seperti Matlab”?

Saya pikir ini pertanyaan yang baik. Memang dunia pendidikan (dan penelitian) membutuhkan fasilitas komputasi yang kadang sulit untuk dimiliki sendiri. Sebagai contoh, dosen atau peneliti di bidang rekayasa membutuhkan fasilitas komputasi untuk aplikasi yang terkait dengan finite elemen. Bidang Biologi membutuhkan fasilitas komputasi untuk DNA sequencing. Bidang kriptografi membutuhkan komputasi yang besar untuk melakukan penyerangan (attack) terhadap algoritma tertentu. Peneliti jejaring sosial membutuhkan storage dan komputasi untuk melakukan analisis dengan jumlah data yang sangat besar. Intinya ada kebutuhan komputasi yang mungkin dapat diberikan oleh cloud computing.

Mengapa ini belum terjadi juga? Mungkin ini karena penyedia jasa cloud computing lebih membidik pelaku bisnis yang mampu membayar layanan mereka. Sementara itu dunia akademik tidak memiliki dana yang besar untuk membeli layanan itu. Jadi?


Filed under: Opini, Teknologi Informasi, TI Tagged: IT, postaday2012, Teknologi Informasi
Link to full article

On The Road

[one day at the airport - taken at Husein Sastranagara, using Nokia N8]

[somewhere in East Java - taken using Casio Exilim ZR20]

 

 


Filed under: foto Tagged: foto, postaday2012
Link to full article

On The Road

[one day at the airport - taken at Husein Sastranagara, using Nokia N8]

[somewhere in East Java - taken using Casio Exilim ZR20]

 

 


Filed under: foto Tagged: foto, postaday2012
Link to full article

Ke IIMS 2012 Lihat Mazda Biante

Jadi akhirnya karena penasaran dengan penampakan All New Mazda Biante, saya, suami dan dedek Diana beramai-ramai ke Pekan Raya Jakarta yang lagi ada gelaran IIMS (Indonesia International Motor Show) 2012. Sekaligus pengen nyobain, dedek Diana rewel atau enggak kalau diajak jalan-jalan jauh.

Persiapannya sih nggak heboh-heboh amat, soalnya dedek Diana masih minum dari botol emaknya langsung, jadi cuma perlu bawa gendongan aja, biar lebih gampang menjelajah IIMS 2012. Sesampainya di IIMS, ternyata rame banget, sampai-sampai mau jalan aja musti hati-hati supaya nggak nabrak orang.

Di%2520Depan%2520Mazda%2520Biante Ke IIMS 2012 Lihat Mazda Biante

Kami langsung menuju ke Hall A1, sudah nggak sabar lihat dari dekat mobil Mazda keluaran terbaru. Tapi rupanya nggak bisa langsung terwujud, karena antriannya cukup padat. Banyak banget keluarga yang datang ke IIMS dengan maksud yang sama kayak saya. Mazda Biante ini, baru dikeluarin sama Mazda Motor Indonesia udah langsung jadi rebutan.

Di%2520Dalam%2520Mazda%2520Biante Ke IIMS 2012 Lihat Mazda Biante

Nggak heran, MVP dengan ruangan yang lega itu sepertinya memang nyaman banget buat dinaikin. Dan memang benar, saat saya nyobain duduk di dalamnya, lega bener. Jalan jauhpun pasti nggak bakalan pegel dan capek kalo pake Mazda Biante. Trus, muat seluruh keluarga, lagi.. Dan kelebihan Biante ini adalah kursinya yang model teater, di mana kursi belakang lebih tinggi daripada kursi di depannya, sehingga pemandangan ke depan tidak terhalang.

Suasana%2520Booth%2520Mazda Ke IIMS 2012 Lihat Mazda Biante

Pengunjung di booth Mazda ini nggak cuma bisa lihat-lihat mobil idamannya, lho.. Ada hiburan dari DJ dan band-band Indonesia, juga bisa nyobain game Mazda CX-5, dan nggak ketinggalan juga bagi-bagi banyak hadiah, baik melalui akun twitternya @MazdaMotorID maupun hadiah langsung seperti motor Vespa, Galaxy Note, trip ke Paris dan Tokyo, jika membeli mobil Mazda.

Setiap transaksi dilakukan di Mazda Lounge, pengunjung bisa merasakan kenyamanan menggunakan fasilitas wifi, soft drink dan coffee. Banyak banget lho pengunjung yang sudah indent Mazda Biante. Saya yang hanya datang lihat-lihat, ya cukup free air mineral aja, hehehe…

Sepulang dari IIMS, jadi punya PR nih; “Kapan beli mobilnya?


Link to full article

Miss You Already!

I'm so nervous leaving for Paris tomorrow...insya Allah everything will be alright...amin ya Allah...aaakkkk excited for Paris Fashion Week! :)

Btw, featured in the latest Cosmogirl! magazine together with Andra Alodita & Alanda Kariza...thank you so much, Tara! And thank you for this picture...hope you don't mind me 'stealing' it from your Instagram..muah! :)

Photobucket

Link to full article

(waktu untuk) Membaca dan Menulis

Terus terang, saya merasa kehabisan waktu untuk membaca dan menulis. Entah apa saja yang saya lakukan, rasanya waktu untuk membaca sangat jauh berkurang. Buku, jurnal, eBooks, dan makalah yang harus dibaca bertambah terus. Itu bacaan yang harus dibaca. Belum lagi buku cerita atau novel yang ingin dibaca. Wahai buku, mohon sabar menunggu ya.

Saya merasa bahwa semakin tua, kecepatan membaca saya semakin menurun. Salah satu faktornya adalah kacamata. Sekarang saya harus menggunakan kacamata plus untuk membaca. Ini membuat saya repot. Akhirnya jadi malas membaca. (Menyalahkan alat atas ketidakmampuan diri.)

Menulis? Apa lagi. Ada direktori “Draft buku” di komputer saya yang isinya … ya draft. Direkoteri ini sudah ada bukan satu atau dua tahun lho. Lebih dari itu. Ada draft yang sudah lima tahun belum saya sentuh lagi. Mungkin ini bukan draft lagi namanya, tapi vaporware.

Nampaknya saya harus memberikan waktu yang lebih banyak lagi untuk membaca dan menulis. Harus!


Filed under: Curhat Tagged: Curhat, postaday2012
Link to full article

Tawuran Pelajar dan Kepribadian yang Terbelah

tawuranSungguh menyedihkan! Hanya berselang sehari pasca-tewasnya Alawy Yusanto Putra (15 tahun), siswa kelas X SMAN 6, yang menjadi korban tawuran antara pelajar SMAN 70 dan SMA 6 Jakarta (Senin, 24 September 2012), maut kembali merenggut seorang pelajar SMK Yayasan Karya 66 (Deny Yanuar alias Yadut) yang terlibat tawuran dengan siswa Kartika Zeni. Kematian tragis ini kian memperpanjang daftar hitam dunia pendidikan kita. Dunia pendidikan yang seharusnya menjadi “kawah candradimuka” peradaban untuk menggembleng generasi masa depan yang berkarakter dan berakhlak mulia, justru telah berubah ajang pamer otot dan kekerasan. Ironisnya, selain terjadi di ibukota Jakarta yang notabene menjadi “barometer” peradaban, peristiwa itu pecah di tengah upaya serius pemerintah membangun pilar pendidikan karakter dalam dunia persekolahan kita.

Sudah sedemikian parahkah degradasi moral yang melanda kaum remaja-pelajar kita hingga gagal menerima asupan nilai-nilai kebajikan yang disemaikan oleh dunia pendidikan? Atau, sudah demikian mandulkah dunia pendidikan kita hingga gagal menumbuhkan, mengakarkan, menyemaikan, dan menyuburkan nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta didik?

Konflik dan kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar agaknya sudah menjadi fenomena “klasik”. Namun, kesadaran kolektif untuk membangun kedamaian di antara sesama pelajar baru tumbuh setelah peristiwa anomali pendidikan semacam itu terjadi. Ada yang terlupakan bahwa kekerasan di dunia akademik merupakan bahaya “laten” yang setiap saat bisa terjadi. Dalam situasi demikian, sikap responsif dan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya konflik dan kekerasan perlu secepatnya dibangun. Segenap komponen bangsa jangan sampai kehilangan sikap abai dan melakukan pembiaran terhadap bibit-bibit kekerasan yang terjadi di kalangan remaja-pelajar kita. Mata rantai kekerasan yang sudah demikian menggurita di kalangan pelajar kian sulit diputus dan diretas begitu saja apabila diserahkan tanggung jawabnya kepada pemerintah dan dunia persekolahan kita.

Dinamika penduduk daerah perkotaan yang kian rumit dan kompleks dengan tensi sosial yang demikian tinggi, disadari atau tidak, telah ikut menjadi pemicu merebaknya aroma fasis dan bar-bar di kalangan pelajar. Hal itu diperparah dengan atmosfer politik di kalangan elite yang kehilangan fatsoen dan kearifan dalam memburu kepentingan dan ambisi kepartaian. Korupsi dan kongkalingkong busuk yang terus bersimarajalela yang justru dilakukan oleh orang-orang berdasi dan terpelajar, setidaknya telah ikut andil dalam mempertumpul nilai-nilai kemanusiaan di negeri ini. Hilangnya figur yang layak dijadikan anutan dan keteladanan sosial juga kian membuat generasi masa depan negeri ini bagai anak ayam kehilangan induknya. Mereka sulit mendapatkan tokoh kharismatik yang mampu dijadikan sebagai figur teladan. Imbasnya, kaum remaja-pelajar kita menjadi sosok generasi masa depan yang mengalami “kepribadian terbelah”. Nilai-nilai luhur baku yang setiap hari mereka dapatkan dari bangku sekolah seringkali “dipaksa” berhadapan dengan nilai-nilai “ketersesatan” yang secara telanjang dan kasat mata terus terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Nilai-nilai luhur baku vis a vis nilai-nilai ketersesatan yang berimbas terhadap munculnya generasi dengan kepribadian terbelah, disadari atau tidak, telah memicu terjadinya “gegar budaya” yang membuat kaum remaja-pelajar kita gampang sekali terhasut dan terprovokasi oleh naluri agresivitas yang ada dalam dirinya. Nilai agresivitas semacam itu kian menemukan momentumnya ketika mereka berada di tengah-tengah massa yang dihinggapi oleh perasaan dan kepentingan yang sama. Jika kerumunan massa semacam itu tak terdeteksi secara dini, akibatnya bisa sangat fatal. Massa berani mengorbankan nyawanya demi mempertahankan gengsi dan solidaritas kelompok yang dianggap memiliki perasaan dan kepentingan yang sama.

Kembali kita disadarkan, betapa tidak berdayanya dunia pendidikan kita dalam mengendalikan naluri agresivitas kaum remaja-pelajar kita di tengah rumit dan kompleksnya persoalan sosial yang melanda negeri ini. Meskipun demikian, sungguh naif apabila kita terlalu gampang menuding sekolah sebagai pihak yang paling bertanggung jawab. Di tengah berbagai keterbatasan, pihak sekolah jelas tak akan sanggup mengontrol sepenuhnya perilaku peserta didik di luar tembok sekolah. Taruhlah sekolah bertindak tegas dengan melakukan razia rutin di sela-sela jam pelajaran berlangsung, tetapi bisakah mereka mengontrol “skenario tawuran” yang dirancang di luar jam belajar? Bukankah sebagian besar kasus tawuran pelajar terjadi di luar tembok sekolah?

Dalam situasi seperti itu, yang secara maksimal bisa dilakukan oleh sekolah sebagai agen pembelajaran adalah melakukan tindakan preventif dengan terus-menerus menyemaikan nilai-nilai kearifan hidup dan keluhuran budi di kalangan pelajar. Selain itu, juga melakukan upaya-upaya perdamaian pasca-terjadinya konflik dan perseteruan disertai tindakan tegas untuk menimbulkan efek jera. Selebihnya, tawuran pelajar merupakan persoalan bangsa. Orang tua, masyarakat, dan pemerintah perlu bersinergi untuk mencegah kemungkinan terjadinya kekerasan.

Keluarga perlu dikembalikan fungsinya sebagai basis kultural yang memperkokoh nilai-nilai kemanusiaan agar bersinergi dengan nilai-nilai kearifan hidup dan keluhuran budi yang ditanamkan di bangku sekolah. Masyarakat juga perlu melakukan fungsi kontrol untuk mencegah terjadinya kekerasan di kalangan pelajar. Bekerja sama dengan aparat keamanan, masyarakat perlu melakukan “deteksi dini” terhadap kemungkinan terjadinya kasus tawuran agar tidak melebar dan meluas. Sementara itu, pemerintah perlu menyediakan fasilitas yang memungkinkan terjadinya suasana damai dan kondusif yang mampu membuat generasi masa depan negeri ini merasa nyaman belajar di sekolah. Penambahan jam belajar, khususnya untuk memperkokoh pendidikan karakter, ada baiknya perlu segera direalisasikan sebelum tawuran pelajar menjadi “wabah” yang menjangkiti anak-anak bangsa.

Semoga kematian yang merenggut Alawy Yusanto Putra dan Deny Yanuar akibat tawuran pelajar menjadi peristiwa tragedi untuk yang terakhir kalinya. Jangan sampai siklus kekerasan terus terjadi yang ujung-ujungnya hanya membuahkan penyesalan dari generasi ke generasi. ***


Link to full article

Rasa itu ada di Hati

Barusan saya ngobrol dengan saudara saya yang ada di Pare,  Kediri Jawa Timur ini. Ada sebuah ungkapan yang sangat menarik. Bahwa segala apa yang kita temui baik itu suka dan duka senang dan susah.  Semua itu berada didalam hati. Jika...

The post Rasa itu ada di Hati appeared first on ID-JAUHARI.


Link to full article

Pameran Online

Kemarin saya sempatkan untuk melihat pameran Online Expo (saya lupa nama tepatnya) yang digelar di Graha Manggala Silihwangi, Bandung. Saya tahu keberadaan acara ini dari beberapa spanduk yang dipasang di beberapa sudut kota Bandung. Menarik. Mampir ah. Sore hari kemarin, mampir.

Setelah membayar Rp. 5000,- kami masuk ke ruangan pameran. Ada banyak booth. Sayangnya ada banyak booth yang kosong ditinggal oleh penjaganya. Tadinya mau saya potret tapi lupa. hi hi hi. Saya pikir tadinya ajang pameran ini bisa jadi tempat untuk kopdar (pertemuan) orang-orang yang tergabung ke berbagai grup di internet. Entah mungkin timing saya yang salah atau bagaimana tetapi saya melihat tidak banyak orang di sana. Atau, orang-orang memang lebih senang hidup di dunia online? Pertemuan fisik tidak terlalu menarik lagi?

Sebetulnya saya berharap ada banyak pameran yang bernuansa teknologi seperti ini di Bandung. Setiap minggu kita bisa melihat sesuatu yang baru. Belajar terus dan termotivasi. Semoga akan lebih banyak pameran dan lebih ramai lagi.


Filed under: Teknologi Informasi, TI Tagged: bandung, IT, postaday2012, Teknologi Informasi
Link to full article

Fun in taking photos

One thing I realized that this Casio Exilim TR-150 is a fun camera. It makes taking photos a fun activity. I mean … loads of fun. Taking photos becomes a social activity. Here’s an example of a family photo taken a while back. Look how much fun we had. Everybody is laughing… It was a riot.

There are several photos like this, but I only uploaded one. You just have to believe me that the photos are as fun as this.


Filed under: foto Tagged: Casio, exilim, foto, postaday2012, TR-150
Link to full article

Paris Fashion Week - Day 1

I'm here and alive! Yayyyyy! It was a fun flight with the #FIMELAHOOD girls and I'm glad everything went smooth and on time...soon as we arrived, we started off the day with full speed heheh...I'm too tired to do a lot of writing now so I'll just leave you with pictures from the day...highlights: Christian Louboutin & Designers Apartment press preview and Loewe fashion show...loved them allll! :)

Photobucket PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket Photobucket
Forever 21 top & skirt, H&M hat, unbranded gloves & belt, Karen Millen bag, Antyk Butyk necklace, Up wedges

Aganovich - my personal favorite, inspired by flowers, gypsies and clowns...

PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket

Alexis Mabille - bow-inspired..

PhotobucketPhotobucketPhotobucket


Christing Phung - a collection as beautiful as the designer herself...

Photobucket
PhotobucketPhotobucket
Photobucket

Yiging Yin - amazing amazing details and lines..

PhotobucketPhotobucketPhotobucket
Photobucket

Vika Gazinzkaya - inspired by clouds and landscape and raindrops...

PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket

and Loewe! :)

Photobucket

* Pictures by me and Andra Alodita

Link to full article

Bài đăng phổ biến