Perjumpaan kita
diawali dengan hormatmu
kepadaku yang bukan siapa-siapa.
Padahal kau, maestro,
layak untuk berkata siapa aku dan siapa kamu.
Respect deserves respect.
Karakter tidak dapat dibeli dan dipalsukan.
Tercermin dalam tingkah laku
dalam karya.
You are an educated man. Indeed.
Terkejut aku mendengar kabarmu.
Kau harus tinggalkan kami semua.
Selamat jalan, wahai manusia terbaik.
Doa kami menyertaimu.
Semoga cinta dan kasihNya selalu menyertaimu.
Always …
[rest in peace, mas Remy Soetansyah. salam hormat.]
Link to full article
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét