Sekarang sedang ribut soal kurikulum SD. Ada banyak “eksperimen” di sana. Heran sekali ya. Kenapa kok tidak ada diskusi akademik secara terbuka? Tentu saja akan ada pro dan kontranya, tetapi dengan diskusi yang terbuka kita dapat menjadi lebih well informed. (Lah ini pakai Bahasa Inggris???)
Ada ribut soal IPA-IPS dan yang ingin saya bahas adalah soal Bahasa Inggris. Perlukah Bahasa Inggris dipelajari oleh anak-anak SD? Kalau pertanyaannya seperti ini, jawaban saya adalah perlu. Kalau pertanyaannya, perlukah masuk ke kurikulum? Nah, ini saya agak ragu. Perlu diingat bahwa Indonesia itu bukan hanya kota besar saja dan anak-anak seumuran SD membutuhkan waktu untuk bermain. Jadi saya sebetulnya condong untuk tidak memasukkan bahasa Inggris ke kurikulum dengan catatan, waktu main anak-anak ditambah. Kalau kemudian waktu yang tadinya dipakai oleh Bahasa Inggris kemudian diganti dengan mata pelajaran lain sih saya tidak terlalu setuju,
Soal pentingnya bahasa Inggris, saya rasa kita sudah menyadari pentingnya. Hanya seberapa besar kadar pentingnya. Itu kan? Apakah memang harus dipaksa untuk belajar bahasa Inggris?
Bagaimana dengan saya sendiri? Ketika masih SD dulu seingat saya tidak ada pelajaran bahasa Inggris. Hanya saja orang tua saya mengirim kami semua (kakak beradik) untuk kursus bahasa Inggris. Seingat saya, kelas 6 SD pun saya sudah lulus ujian bahasa Inggris. Memang akhirnya saya tidak mengalami kesulitan dalam membaca atau mendengar pembicaraan dalam bahasa Inggris.
Kemampuan bahasa Inggris ini yang membuka dunia bagi saya. Saya menyukai komputer. Dari mana belajar komputer? Saya dari majalah bekas yang saya beli di emperan kantor PLN di samping sungai Cikapundung, di alun-alun. Kalau saya tidak menguasai bahasa Inggris, dapat dibayangkan betapa terbelenggunya saya.
Jadi menurut saya penguasaan bahasa Inggris itu sangat penting. Jika memang memungkinkan, sebaiknya diajarkan sedini mungkin. Untuk setingkat SD pun bagus. Mumpung mereka masih terbuka, bagai kertas yang masih bersih. Namun memang boleh jadi saya dituduh sudah Westernized.
Filed under: Opini, Pendidikan Tagged: Pendidikan, postaday2012
Link to full article
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét