Thứ Bảy, 10 tháng 9, 2011

“NYANGKUT”

.

Postingan ini terinspirasi dari Tulisan Mama Ina / Nia Uly, seorang sahabat blogger dari Jakarta Utara.

Di dalam salah satu postingannya, (yang diikut sertakan dalam perhelatan kontes menulis cerita tentang sarung dari Kakaakin, seorang sahabat blogger yang juga seorang perawat yang bertugas di Samarinda), Mama Ina bercerita mengenai kenangan masa kecil bermain dengan Sarung.

Salah satu jenis “mainan” yang ditulis Mama Ina adalah Sarung yang dibuat mainan Betmen-betmenan …

Saya punya pengalaman masa kecil yang konyol mengenai main Betmen-betmenan ini.

Begini ceritanya.
Trainer dulu juga sering menggunakan sarung sebagai alat mainan.  Salah satunya adalah dengan cara mengikat ujung-ujung yang satu di pinggang.   Sarung akan menjuntai kebelakang macam jubah panjang.  Lalu kita memegang ujung-ujung yang menjuntai kebelakang tersebut dengan kedua belah tangan kita.   Kalau kita berlari kecil … Sarung tersebut akan membentuk semacam gelembung bulat besar.  Seperti orang terjun payung.  Cuma payungnya tidak terbentuk diatas kepala kita … tetapi dia akan menggelembung  dibelakang punggung kita.

(jika kesulitan membayangkan … please datang ke blog Mama Ina … disana ada foto yang lebih jelas)

I tell you sodara-sodara … Rasanya sangat menyenangkan sekali (waktu itu) … bermain betmen-betmenan ini … kita akan berlarian kesana kemari … sambil merasakan sensasi pembentukan gelembung dari sarung kita itu.  (sebetulnya kurang pas juga disebut betmen-betmenan … yang pas mungkin adalah main terjun payung)(hahaha).

Tetapi ….
Justru Gelembung Sarung ini lah pangkal persoalannya

Dulu Bapak Saya punya motor … Mereknya Hon** (typenya saya lupa …)(CB 100 kah ?)(pokoknya bukan yang tipe bebek)(karena motor bebek belum ada waktu itu).  Motor itu selalu diparkir di koridor samping rumah kami …

Dan ndilalahnya … koridor teras samping rumah kami ini adalah tempat favorit untuk bermain betmen terjun payung itu …

Pernah suatu ketika saya bermain betmen terjun payung bin gelembung sarung itu … berlarian heboh mondar-mandir di koridor teras samping … dan Gelembung sarung itu NYANGKUT di Stang Motor Bapak saya … (iseng banget sih pake acara nyangkut segala)

-

Akibatnya ???
Motor bapak saya Ambruk dengan indahnya … Huahahahaha …
Tenaga lari saya rupanya sudah cukup kuat untuk men-KO kan motor bapak saya dengan sukses … GUBRAK !!! …

Trainer kecil panik …
Dengan aksi sok bertanggung jawabnya … saya berusaha sok tau mendirikan motor tersebut … dan celakanya … Tidak kuat sodara-sodara …

Triner kecil semakin pucat.
Nanti kalau bapak tau bisa marah.  (FYI : Waktu itu Bapak sedang bekerja, Ibu pun sedang mengajar).
Akhirnya upaya pamungkas adalah … saya meminta bantuan Asisten Rumah Tangga kami, Yu Tum, untuk mendirikan kembali motor tersebut, dan menstandartkan ditempat semula.

Seraya tak lupa kubisikkan himbauan lirih pada Yu Tum … “Jangan bilang-bilang Bapak Ibu ya Yu …”  (pasang muka paling memelas)

Hahaha …
Saya tidak tau apa Yu Tum lapor bapak-ibu atau tidak … Bahwa anak lanang ngganteng mereka satu-satunya ini telah berlaku konyol seperti itu.  Namun yang jelas … Bapak ibu tidak pernah menyinggung-nyinggung masalah ini.  Ada dua kemungkinan … Yu Tum tetap lapor tapi Bapak-Ibu memaklumi kenakalan anak lanangnya ini … Atau … Yu Tum memang tidak lapor Bapak – Ibu sama sekali.   :) :) :)

-

Hahaha …
Kemarin saya cerita tentang Sarung yang NYANGSANG … Sekarang Sarung yang NYANGKUT …

Kebayangkan ? … terbukti sudah … betapa pecicilannya saya waktu kecil dulu … ???

.

.

.

.


Filed under: ARTIKEL, TRAINER KECIL
Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét

Bài đăng phổ biến