Thứ Tư, 24 tháng 8, 2011

GEROBAK

.
(Bagi pembaca yang tinggal di Jakarta mungkin akan memperhatikan hal yang akan saya bahas ini).

Gerobak adalah semacam alat bantu pengangkut barang, sebuah kotak besar beroda dua, terbuat dari kayu, tripleks dan/atau seng.  Beroperasi dengan cara ditarik atau didorong secara manual oleh tenaga manusia.

Di hari-hari biasa, di luar Ramadhan, gerobak semacam ini biasanya digunakan oleh para pemulung untuk mencari nafkah .  Gerobak tersebut akan penuh berisi barang-barang bekas yang akan dijual lagi.  Botol air mineral bekas, alat elektronik bekas, akki bekas, ataupun koran bekas bertumpuk-tumpuk.

Namun di saat-saat paruh akhir bulan Ramadhan ini, maka jalan-jalan utama di Jakarta, tiba-tiba saja akan banyak kita temui gerobak-gerobak yang berseliweran.  Dan jumlahnya saya rasa dua tiga bahkan empat kali lebih banyak dibanding hari biasa.  Polanya adalah ada seorang bapak (biasanya sambil merokok klepas-klepus !) … yang menarik gerobak itu.  Lalu ada seorang Ibu yang mendorong gerobak dari belakang.  Plus beberapa anak yang menumpang di gerobak tersebut.  Ada yang tiduran, ada yang duduk, ada pula yang berdiri.  Yang terlihat nongol hanya kepalanya saja.

Ya … jika bulan Ramadhan, gerobak ini tiba-tiba saja menjadi beralih fungsi.  Tidak berisi barang bekas lagi … namun kini berisi manusia-manusia kecil.  

Saya tidak tau apakah pemilik gerobak ini adalah orang yang sama atau bukan.  Yang saya dengar, banyak juga yang menggunakan gerobak-gerobak sewaan untuk ”keperluan khusus” ini  (entah betul entah tidak ?).

Saya suka kasihan melihat anak-anak kecil (bahkan balita), yang tidur di gerobak itu.  Dibawa-bawa kesana kemari oleh orang tuanya.  Dan jika saat berbuka puasa tiba, atau saat bubaran shalat Jumát,  mereka pasti berhenti di pinggir jalan.  Berderet-deret sepanjang jalan.  Dengan maksud tidak lain dan tidak bukan,  mereka mengharap sedikit derma dari khalayak yang lewat.  Memang mereka tidak secara ekplisit meminta-minta, namun saya rasa semua orang juga paham apa arti pandangan mereka yang sedemikian rupa itu.  Terlihat sekali berharap.

Saya tidak ingin menghakimi. 
Apakah ini tindakan yang bijak atau tidak ? 
Apakah ini aksi yang dibenarkan atau tidak ?
Apakah ini perbuatan yang layak atau tidak ?. 

Pun saya tidak akan mempertanyakan …
Apakah memang mereka itu benar-benar kesulitan atau tidak ? 
Apakah mereka layak untuk kita beri atau tidak ?. 
Jangan-jangan mereka hanya malas saja ?.  

Sekali lagi saya tidak ingin men”judge” mereka.  Saya pun akan terdiam seribu bahasa jika saya ditanya bagaimana menanggulangi fenomena ini.  Sungguh saya tidak tau jawabannya.

-

Namun yang jelas, saya hanya kasihan melihat anak-anak kecil itu.  Dijemur sedemikian rupa, menghirup debu dan asap knalpot yang bertebaran di jalan raya. 

Semoga di masa yang akan datang, Gerobak ini bisa kembali ke fungsi asalnya.  Yaitu alat untuk mencari kepingan-kepingan kehidupan yang mungkin sudah terbuang di tempat sampah.  Alat pemulung untuk mengais-ngais rejeki yang halal.

Gerobak bukan alat untuk membawa-bawa kesana-kemari anak-anak yang masih terlalu kecil untuk menghadapi kerasnya dunia.  Bukan pula assesories pelengkap untuk menyentil syaraf iba khalayak semata.

Anda sempat memperhatikan hal ini ?
What do you think ?

 

.

.

.


Filed under: RENUNGAN

Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét

Bài đăng phổ biến