Thứ Tư, 24 tháng 8, 2011

Kesenjangan Digital (Digital Divide)

Hari Senin yang lalu saya hadir di presentasi Craig Warren Smith (Digital Divide Institute, IGADD) tentang Meaningful Broadband. Salah satu slide yang menarik bagi saya adalah bahwa implementasi broadband yang merata di Indonesia adalah hal yang urgent! Now! Sekarang juga.

Mengapa broadband harus diimplementasikan sekarang juga? Karena jika tidak diimplementasikan secara merata maka akan ada kesejangan digital (digital divide) yang makin melebar. Bagi kota-kota besar yang sudah memiliki akses broadband maka aksesnya akan menjadi semakin cepat, semakin banyak tempat aksesnya, dan semakin murah! Sementara daerah yang belum mendapatkan akses, sudah akses internet lambat, susah, dan mahal pula!

Apakah sudah sedemikian pentingnya broadband? Ya! Saya mengambil contoh diri sendiri. Sekarang saya sedang mabuk kepayang mencari eBooks-eBooks. Ini bukan eBooks biasa tapi buku teks waktu kuliah di luar negeri dulu, buku bacaan (yang di luar negeri pun susah dicari di toko buku), dan buku-buku yang bagus lainnya. Untuk mengambil buku ini, sudah pasti dibutuhkan akses broadband. Bagaimana tidak, satu buku saja ukurannya megabytes (antara 2 MB sampai 100 MB). [Masalah copyright akan kita bahas terpisah ya. Karena ketidaksetaraan, playing field harus dimiringkan (tilted).]

Ini tidak jauh beda dengan kesenjangan pendidikan di Indonesia dan luar negeri, dilihat dari kacamata perpustakaan. Bayangkan kalau di sekolah terpencil tidak punya buku! Yang ada adalah buku bekas tahun 1980-an. Sementara di kota besar, perpustakaan ada dengan buku-buku yang baru. (Dan bahkan kalau di luar negeri, buku yang baru keluar langsung sudah ada di perpustakaannya.) Bagaimana sekolah terpencil ini bisa berkompetisi? Jika kemudian ada ujian yang dilakukan secara nasional, maka daerah terpencil akan mengalami kerugian. Kesenjangan kaya dan miskin?

Contoh lain yang nyata adalah akses ke YouTube. Jangan salah, sekarang orang mulai melakukan pencarian (searching) ke YouTube – tidak lagi terbatas ke Google / Yahoo!. Banyak orang yang mulai menggunakan YouTube untuk belajar. Minggu lalu saya lihat ada yang belajar dengan melihat kuliah-kuliah (informal juga) di YouTube. Jangan salah, apa yang ada di YouTube tidak kalah dengan kuliah fisik. Contoh yang nyata adalah Khan Academy.

Bagi yang memliki akses ke broadband, maka mereka mendapatkan manfaat dari YouTube. Semakin pandai mereka. Bagi yang tidak memiliki akses, maka mereka ada di posisi merugi. Ini adalah kesenjangan (digital) yang nyata dan harus diberantas.

Maka dari itu … broadband adalah hak asasi manusia Indonesia.


Filed under: Opini, Pendidikan, Teknologi Informasi, TI Tagged: Pendidikan, postaday2011, Teknologi Informasi

Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét

Bài đăng phổ biến