.
(mungkin sebagian Narablog sudah ada yang tau cerita ini)
.
Ini cerita jaman dulu. Cerita masa kecil, ketika umur saya sekitar 9 – 10 tahun.
Kami tinggal di kompleks perumahan. Sebagian jalan di perumahan kami lebarnya “nanggung”, hanya selebar satu mobil saja. Sehingga jika ada mobil berpapasan, akan sangat masalah, bisa stuck macet di tengah. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, maka kendaraan roda empat tidak diperbolehkan masuk ke jalan tersebut. Pengurus kompleks membangun semacam tonggak dari semen setinggi satu meter di setiap ujung gang. Dengan demikian Mobil tidak bisa masuk, sementara motor masih bisa jalan.
Nah dari tonggak inilah cerita bermula …
Waktu itu Bulan Ramadhan … Malam hari … Saat pulang Tarawih.
Namanya juga anak-anak. Berangkat atau pulang Tarawih selalu saja tidak bisa jalan santai. Kami biasanya berlarian, berkejaran plus becanda riang dengan teman-teman sebayaku di kompleks. Heboh sangat.
Dan setiap kali kami melewati Tonggak tersebut … selalu saja kami melakukan aksi heroik melompatinya. Macam loncat senam kuda-kuda pelana itu … atau macam yang ada di film koboi itu. Seorang Jagoan menaiki kudanya dengan cara melompati dari belakang … Keren kan ?
Jadi biasanya secara bergantian kami berlari lalu melompati tonggak itu sambil tertawa-tawa. Kata yang lebih tepat mungkin adalah … melewati tonggak tersebut dengan cara … (maaf) “mengangkanginya”.
Trainer kecil tak mau kalah …
Ambil awalan yang agak jauh … sekencang-kencangnya berlari … siap … hampir dekat dengan tonggak … ambil ancang-ancang dan … HAP … saya pun mencoba mengangkangi dan meloncati tonggak tersebut …
Namun … Aduuuuhhh …
Apadaya … Aku hampir saja terjerembab kedepan. (bahasa jawanya : kejlungup”)
.
Apa pasal ?
Aaarrrgghhh … Ternyata Saya lupa … Saya masih pakai SARUNG sodara-sodara …
Sehingga anda bisa bayangkan … ketika meloncat … sarungpun tersangkut di tonggak … Sarungku tertahan di tonggak. Dan Dakupun seolah “nyansang” di Tonggak itu … Daku terjungkal kedepan. Untung kepala tidak sampai menyentuh tanah … Dan yang lebih untung lagi adalah … Tonggak itu tidak sampai iseng menyolek ”perangkat keramatku”. (Tak terbayangkan kalau sampai kena … bisa pecah mungkin …)(hahaha)
Dan teman-temanku pun sontak menyorakiku … “Mangkanya SARUNG nya lepas duluuuuuu … !!!”
Meskipun diejek … Trainer Kecil nggak nangis dong … kan jagoan … (hehehe)
Alhamdulillah SARUNG ku juga tidak sobek …
Sebab dibuat dari kualitas yang terbaik … Seperti Sarung Samarinda yang terkenal itu.
—
“tulisan ini disertakan pada giveaway Berbagi Cerita Tentang Sarung yang diadakan oleh Kaka Akin”.
Salam saya
(dan pembaca pun membatin …
“Hhmmm rupanya si Trainer ini memang sudah hobi pecicilan dari kecil” )
.
Link to full article
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét