Thứ Sáu, 2 tháng 9, 2011

Mudik Ke Singapura

Tahun ini kami “mudik Lebaran” ke Singapura lagi. Ini sedikit cerita perjalanannya.

Arah ke Singapura kami prediksikan akan banyak orang, yaitu orang yang berliburan. Ini ditandai dengan mahalnya tiket pesawat yang langsung dari Bandung ke Singapura. Akhirnya kami putuskan mengambil jalur Bandung – Batam – Singapura. Nanti pulangnya menggunakan jalur Singapura – Batam – Jakarta – Bandung.

Berangkat hari Minggu sore, masih puasa, kami perkirakan akan buka puasa di atas pesawat. Pesawat rencananya take off jam 5:30 sementara buka puasa sekitar 5:50. Ternyata pesawat delay satu jam. Wah harus buka di bandara.

Pas masuk ke ruang tunggu saya perhatikan kantin dan tempat makan sudah pada tutup. Wahhh. Padahal tadi hanya bawa makanan kue-kue dan tidak membawa minuman karena botol minum tidak boleh dibawa ke pesawat. Lirik kiri-kanan. Ternyata ada kafe pas dekat pintu masuk penerbangan domestik baru buka lagi. Tadinya mereka sudah tutup. (Ganti shift mungkin?) Sekarang kafe Black Canyon ini buka lagi. Alhamdulillah. Langsung kami ke sana pesan makanan untuk buka. Ada banyak makanan yang enak-enak di situ. Tidak murah, tapi memang enak. Yang pesan makanan mungkin hanya 4 orang sementara yang kerja di sana mungkin lebih dari itu. hi hi hi.

Penerbangan Merpati ke Batam ini ternyata tidak banyak orangnya. Mungkin penumpangnya hanya sekitar 30 orang? Kami tadi bergurau mungkin kita dinaikkan pesawat yang kecil saja. Di pelataran parkir pesawat memang ada CN 235 Merpati. Hadoh. Akhirnya memang naik pesawat yang biasa (lupa apa – Boeing 737?).

Berjalan ke arah pesawat, pada sore hari. Wah bagus sekali. Sayang saya tidak sempat memotret dan saya tidak tahu apa diperbolehkan. Bismillah …

Pesawat tepat waktu. Sampai di Batam kami langsung menuju hotel Mercure. Hari-hari sebelumnya hotel di Batam ini penuh. Entah kenapa. Hari ini sih tidak. Nampaknya orang Batamnya juga mudik. he he he. Tadinya kami ingin mencoba makan seafood, tetapi karena pesawat delay dan kami sudah berbuka puasa, maka batallah mau makan seafood di Batam. Sebetulnya dulu di sebelah hotel Mercure ini ada tempat makan seafood kecil, tetapi sekarang tempatnya sudah jadi lapangan futsal. Mungkin lebih menguntungkan buka lapangan futsal dari pada jadi tempat jualan seafood?

Di hotel terdengar suara speaker masjid. Nampaknya di masjid sana ada yang sedang shalat tarawih. Kami shalat tarawih di kamar hotel saja. Nampaknya shalat tarawih di masjid itu entah suratnya yang panjang atau 23 rakaat, karena setelah saya selesai shalat pun mereka masih terus. :)

Langsung tidur karena besok pagi masih harus menggunakan ferry ke Singapura.

[bersambung]


Filed under: Curhat
Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét

Bài đăng phổ biến