Thứ Sáu, 19 tháng 8, 2011

Jempol Pecas Ndahe

Nyatakan dengan jempol. Begitulah ungkapan yang sekarang sedang ngetren. Dulu kita mengacungkan jempol sebagai tanda menyatakan setuju atau mengatakan bagus. Orang Jawa mengacungkan jempol untuk mempersilakan orang lain berjalan mendahului. Sekarang, dengan bantuan jari-jemari, jempol juga dipakai untuk ikut upacara, menaikkan bendera, atau bersedekah.
 
Upacara digital dengan jari dan jempol itu digelar oleh komunitas Indonesia Optimis. Pada perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, yang jatuh pada Rabu lalu, komunitas tersebut menggelar upacara bendera secara digital di situs ID-Optimis. Cukup dengan menggerakkan jari dan jempol di komputer, laptop, tablet, atau telepon pintar untuk masuk ke situs itu, pengunjung sudah menjadi peserta upacara. Dan seluruh prosesi upacara bisa diikuti di layar gadget.
 
Jika hendak mengikuti prosesi lainnya, seperti pembacaan teks proklamasi, mengheningkan cipta, atau pidato amanat pembina, peserta upacara bisa membuka akun Twitter @ID_Optimis.

Ada enam pembina yang menyampaikan pidato digital, di antaranya Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dengan akun Twitter @aniesbaswedan; pendiri situs Kaskus, Andrew Darwis (@adarwis); serta pesepak bola nasional Bambang Pamungkas (@bepe20), sutradara Iman Brotoseno (@imanbr), penulis buku Iwan Setiawan, dan Valencia Meike Randa, ibu yang peduli terhadap anak anak autis & pendiri @Blood4LifeID.

Peserta upacara dipersilakan memilih sendiri pembina yang pidatonya dianggap menarik didengar. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Leteh Rembang Kiai Haji Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) menutup prosesi upacara dengan pembacaan doa.
 
Jempol juga dipakai untuk menaikkan bendera merah-putih pada Rabu lalu. Bekerja sama dengan Indonesia Optimis, situs 17an mengajak para pengguna Internet mengirim kicauan di Twitter dan pesan pendek (SMS). Seluruh SMS dan kicauan bertanda pagar #17an lalu dikumpulkan hingga mencapai 1.708.1945, agar sang saka Merah Putih berkibar di puncak tepat pada 17 Agustus 2011.

 
Maka beramai-ramailah di Twitter kicauan (tweet) bertanda pagar #17an. Server situs Salingsilang.com, yang menjaring seluruh kicauan itu, sempat mencatat lalu lintas tertinggi sebesar 2.900 kicauan/menit. Sampai sekitar pukul 12.30 WIB, terkumpul tweet sebanyak lebih dari 1,8 juta. Ditengarai, kicauan terbanyak dari perangkat bergerak. Artinya, banyak orang yang menggerakkan jempolnya untuk berpartisipasi menaikkan bendera sampai di puncak.
 
Jempol juga diandalkan oleh beberapa perusahaan untuk menggalang sedekah. Salah satunya kecap ABC. Bekerja sama dengan Dompet Duafa, ABC mengajak konsumen untuk menyumbang golongan yang tak mampu. Caranya gampang. Untuk setiap 10 orang yang mengklik tanda jempol (“Like”) di Facebook Kecap ABC, perusahaan tersebut menyumbangkan satu paket makan untuk kaum duafa. Di Twitter, setiap ada tiga orang yang mengikuti akun @abcdapurpeduli, perusahaan akan memberikan satu paket makanan kepada duafa.
 
Sampai tulisan ini dibuat, ada 71.875 orang memberikan “Like” di halaman Facebook ABC Dapur Peduli. Sedangkan akun @abcdapurpeduli di Twitter diikuti oleh 1.415 follower.
 
Perusahaan elektronik LG Indonesia juga menggelar aktivitas yang sama. Mereka meminta pengguna Internet memberikan dukungan di halaman Facebook. Untuk setiap “Like” di halaman LG Loves Indonesia di Facebook dan tweet dengan tanda pagar #CupOfFaith, perusahaan akan menyumbangkan satu cangkir beras untuk orang miskin.
 
Begitulah. Fungsi jempol kini semakin luas. Ia bukan saja menjadi simbol persetujuan, tapi juga pergerakan sosial dan kedermawanan. Internet dan media sosial berperan besar dalam memperluas fungsi jempol itu.

Apa yang akan sampean lakukan dengan jempol?

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah mengacungkan jempol?


Filed under: Indonesiana Tagged: 17an, gerakan, id-optimis, indonesia, merdeka, ramadan, sedekah, sosial

Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét

Bài đăng phổ biến